Pages

Jumat, 13 Agustus 2010

Tahun 2009 diwarnai dengan tampilnya beberapa versi terbaru dari berbagai peramban (browser) web terkemuka. Diawali dengan peramban terpopuler saat ini, yaitu Internet Explorer 8 keluaran Microsoft pada bulan Maret. Kemudian, berturut-turut muncul Safari 4, Firefox 3.5, Opera 10, dan yang paling segar, Google Chrome 3.
Berdasarkan survei yang dilakukan Net Applications untuk September 2009, IE masih menjadi produk paling banyak digunakan di seluruh dunia. Angkanya mencapai 66%. Jauh meninggalkan pesaing terdekatnya, Firefox, di angka 24%. Apalagi dibandingkan dengan Safari, Chrome, dan Opera yang masing-masing hanya menguasai 4%, 3%, dan 2% pangsa pasar peramban web.

Namun, bila kita lebih memerhatikan tren, angka yang diperoleh IE ternyata kian menurun setiap bulannya. Bahkan, bulan September 2009 merupakan penurunan persentase terbesar IE sepanjang tahun ini, yaitu satu persen lebih dibanding Agustus 2009. Sebaliknya, raupan persentase yang didapat pesaing-pesaingnya terus menunjukkan tren positif. Ini menunjukkan mulai meleknya para pengguna internet terhadap produk-produk peramban web alternatif selain IE.

InfoKomputer mencoba menguji kelima peramban web yang populer digunakan tersebut. Semoga bisa membantu dalam memilih dan memilah peranti yang paling cocok untuk Anda.
(catatan: Artikel ini dimuat pada InfoKomputer edisi khusus Mega Review, November 2009, sehingga versi setiap peramban yang diuji adalah versi terakhir pada saat itu)

Internet Explorer 8

Microsoft meluncurkan versi 8 peramban web miliknya ini pada 19 Maret 2009. Dibandingkan IE 7, rilisan ini telah diperbaiki dari sisi keamanan, kemudahan penggunaan, serta dukungan terhadap beberapa elemen web seperti Ajax dan CSS. IE 8 pun diklaim lebih baik dalam mendukung JavaScript, tapi saat kami uji menggunakan tes Acid3, peramban ini hanya mampu mencetak skor 20/100.
Kami pun melakukan benchmarking dengan layanan Peacekeeper dan skor totalnya hanya 75 (di XP, Pentium III) dan 533 (di Vista, Core 2 Duo), paling buruk dibanding para kompetitor. IE 8 bahkan satu-satunya peramban yang tak mampu melewati uji grafis kompleks yang dituntut Peacekeeper. Secara tampilan, IE 8 tak jauh berbeda dibanding versi 7. Hanya saja ketika kita berada di satu halaman dan mengeklik sebuah link untuk membukanya di tab baru, tab tersebut bakal ditandai dengan warna serupa dengan halaman asal.












Berinternet di komputer publik lebih aman dengan InPrivate Browsing
Dari sisi feature, IE 8 baru memerkenalkan kemampuan InPrivate Browsing. Saat diaktifkan, fasilitas ini tidak akan menyimpan aneka data seperti cookies, temporary internet files, dan history selama pengguna berselancar. Fasilitas ini cocok untuk dimanfaatkan oleh komputer-komputer publik seperti di kantor atau warnet. Feature lain yang kami rasa cukup berguna antara lain Accelerators (memercepat penggunaan layanan web seperti peta, mesin pencari, dan e-mail cukup dengan menyorot suatu teks) dan Visual Search Suggestions (memudahkan pencarian di Google dan Wikipedia secara instan, dilengkapi dengan gambar jika ada).



















Accelerators memercepat penggunaan layanan web seperti peta, mesin pencari, dan e-mail cukup dengan menyorot suatu teks

Safari 4
Peramban yang satu ini awalnya dirilis Apple hanya untuk peranti Mac. Namun melihat potensi pasar yang ada, akhirnya Apple meluaskan platform Safari hingga bisa dipakai di Windows juga. Sebuah pilihan yang tak salah karena kehadiran Safari kian memberi warna dalam persaingan peramban web multiplatform.












Sejak awal, Safari mengandalkan mesin (
engine) WebKit untuk melakukan rendering terhadap halaman web. Pada rilis versi terbarunya, Safari 4 mendandani antarmukanya sehingga kian mirip dengan tampilan Safari di iPhone. Beberapa feature baru pun turut ditawarkan, antara lain Top Sites yang memajang screenshot situs-situs paling sering dikunjungi pengguna (mirip Speed Dial di Opera) dan gaya Cover Flow (diadaptasi dari Mac OS X) saat menampilkan history dan bookmarks.

















Tampilkan history dan bookmarks bergaya Cover Flow, diadaptasi dari Mac OS X

Fasilitas-fasilitas tersebut memang membuat kami merasa seperti menggunakan sistem operasi milik Apple, padahal sebetulnya sedang berada di atas Windows. Sepertinya Apple memang sengaja mendesain perambannya ini semirip mungkin dengan Mac OS X sehingga bisa menstimulasi pengguna untuk menjajal sistem operasi buatannya. Namun satu catatan kami saat menjalankan Safari 4 di atas Windows Vista ialah kerakusan memori yang bisa mencapai di atas 100 MB.
Uji Peacekeeper mencetak skor sangat tinggi, 315 (di XP, Pentium III) dan 2237 (di Vista, Core 2 Duo). Keunggulan mutlak ditunjukkan pada simulasi Data dan DOM Operations. Ini bisa diartikan bahwa Safari paling hebat dalam melakukan operasi terhadap larik (array) JavaScript dan Document Object Model (DOM), perangkat API JavaScript standar dalam membangun web dinamis. Untuk skor uji Acid3, Safari 4 dinyatakan lulus tes dengan nilai sempurna, 100/100.

Mozilla Firefox 3.5.3
Ingin peramban yang kaya fungsi? Firefox jelas jawaranya. Dengan feature yang hampir seragam dengan para pesaing, peramban milik Mozilla ini sejak dahulu mencoba menonjolkan diri dengan kekayaan ekstensibilitas.















Sesuai platformnya yang open source, Firefox terbuka untuk ditempeli ribuan pengaya (add-on) yang dibuat para pengembang di seluruh dunia. Dari berbagai applet kecil seperti kalender dan game sudoku sampai yang informatif, misalnya notifikasi terjadinya gempa bumi dan download manager. Untuk personalisasi, terdapat beragam pilihan tema dan kulit (disebut Persona) untuk mengganti tampilan peramban. Namun konsekuensinya, memori yang dikonsumsi bisa semakin besar. Tanpa add-on saja, Firefox memakan memori yang cukup banyak baik saat dijalankan di sistem operasi XP maupun Vista.














Melalui feature Persona, pengguna bisa memilih tema dan kulit peramban sesuai selera

Versi 3.5 yang kami coba sebenarnya tak mengalami perubahan berarti dari Firefox 3 yang diluncurkan pertengahan tahun lalu. Feature yang agak beda mungkin diperkenalkannya private browsing dan geolocation (pengenalan lokasi browsing) berbasis Google Maps. Begitu pula versi 3.5.3 yang baru diluncurkan September 2009 hanya mengalami beberapa perbaikan dari segi stabilitas dan keamanan. Saat kami melakukan benchmarking menggunakan Peacekeeper, Firefox 3.5.3 menghasilkan performa rata-rata dengan nilai total 207 (di XP, Pentium III) dan 1388 (di Vista, Core 2 Duo). Sementara saat dites dengan Acid3, skornya 93/100 yang berarti belum sepenuhnya lulus ujian.

Opera 10
Pengalaman berinternet di Indonesia memang biasanya kurang menyenangkan. Opera 10 yang diluncurkan 9 September lalu mencoba mengatasi masalah tersebut dengan fasilitas unggulan berlabel Turbo Mode. Modus ini memergunakan teknologi kompresi data dan gambar yang secara otomatis muncul saat Opera mendeteksi koneksi internet yang lelet. Saat kami mencobanya, secara teknis peramban bakal memprioritaskan konten teks dalam bentuk mentah (non-CSS) untuk dimunculkan. Konten gambar dan animasi dimunculkan belakangan dengan kualitas yang diturunkan akibat hasil kompresi.



















Modus Turbo otomatis mendeteksi ketika jaringan internet dalam keadaan lambat

Selain Turbo Mode, feature mutakhir lain yang dimiliki Opera 10 antara lain Inline Spell Checking untuk mengoreksi kesalahan ejaan saat menulis e-mail, Visual Tabs berwujud bilah tab berisi thumbnail situs-situs yang sedang dibuka, dan Speed Dial yang kini bisa dipersonalisasi. Tak hanya pengayaan kemampuan, vendor asal Norwegia ini juga melakukan penyegaran terhadap antarmuka perambannya. Sentuhan stylish lebih terasa dengan gradasi warna perak.














Speed Dial kini bisa dikonfigurasi jumlah dan gambar latar belakangnya

Bicara performa, uji Peacekeeper menunjukkan Opera 10 unggul sedikit dibanding pesaingnya dalam simulasi membuka situs-situs jejaring sosial. Namun peramban ini lemah dalam pemprosesan data berbentuk larik. Skor totalnya 207, sama dengan Firefox 3.5.3 dan Chrome 3 (di XP, Pentium III), dan 1296 (di Vista, Core 2 Duo). Opera 10 juga sukses lulus sempurna dalam uji Acid3.

Google Chrome 3
Chrome merupakan anak bungsu di antara kelima peramban. Ia adalah salah satu produk terbaru Google dalam rangka menantang dominasi Microsoft di pasar peranti lunak. Pembuatnya menjanjikan pengalaman berinternet yang lebih cepat dan efisien tanpa melupakan sisi keamanan dan stabilitas.















Lewat Omnibox, pengguna bisa mendapat saran pencarian instan jika mengetikkan alamat web atau kata kunci

Secara visual, tampilannya terasa mirip dengan Safari. Sama-sama sederhana, tak banyak menu dan toolbar, serta ruang display yang lapang. Salah satu penyebabnya ialah penggabungan address bar dan search box ke dalam satu kotak yang disebut Chrome sebagai Omnibox. Dengan kotak tersebut, pengguna bisa mendapatkan saran pencarian secara instan jika mengetikkan alamat web ataupun kata kunci. Adanya similaritas tersebut terasa wajar karena Chrome memang memanfaatkan mesin penampil yang sama dengan Safari, yaitu WebKit.











Chrome 3 memiliki desain baru dan mendukung personalisasi tema

Sebagai anak bungsu, feature yang tersedia pada Chrome cukup bisa menandingi para pendahulunya. Private browsing melalui jendela incognito misalnya. Dalam versi terbarunya yang hadir medio September lalu, Chrome melengkapi fasilitasnya dengan kemampuan personalisasi lewat beragam tema hasil rancangan nama-nama desainer beken, misalnya Donna Karan, Dolce & Gabbana, dan Oscar de la Renta. Chrome 3 juga kini mendukung HTML5 serta diklaim telah meningkatkan 25% kecepatan.
Dalam uji Peacekeeper, Chrome 3 menunjukkan performa sensasional pada tes grafik kompleks dengan angka 3250. Artinya dalam menjalankan web bermuatan grafis 3D, peramban ini sangatlah andal. Skor totalnya sendiri mencapa 207 (di XP, Pentium III) dan 2145 (di Vista, Core 2 Duo). Chrome 3 pun mampu lulus dengan nilai 100/100 dalam tes Acid3.

Bagaimana Kami Menguji?
Kami memanfaatkan tiga buah peranti benchmarking: Peacekeeper, Acid3, dan SunSpider. Ketiganya aplikasi berbasis web yang bisa digunakan secara gratis.
Peacekeeper adalah web application buatan Futuremark. Peranti ini punya kemampuan menilai peramban terunggul dalam menjalankan fungsi-fungsi JavaScript dan DHTML. Sistem skor Peacekeeper terdiri dari enam komponen yang kemudian ditotal berdasarkan rumus tertentu.
Acid3 dibuat oleh Web Standards Project. Fungsinya tak beda jauh dengan Peacekeeper yaitu mengetes kemampuan menjalankan elemen-elemen web JavaScript dan DOM. Terdapat enam paket pengujian, di antaranya tes CSS, SVG, dan XHTML. Kalau semua sukses dilalui, skor maksimalnya adalah 100.
Peranti terakhir ialah SunSpider. Dikembangkan tim WebKit, SunSpider juga mengukur performa JavaScript. Pengujian dijalankan dengan melakukan operasi-operasi JavaScript yang umum dipakai. Contohnya manipulasi teks, enkripsi, dan screen drawing. Hasil tes berupa catatan waktu dalam menyelesaikan masing-masing uji disertai persentase rentang kepercayaan. Makin kecil waktunya, semakin baik.

Tabel Skor Peacekeeper
Spek Komputer Uji: Windows XP, Intel Pentium III
Jenis Tes \ PerambanIE 8 SAFARI 4FIREFOX 3.5.3 OPERA 10 CHROME 3
Rendering107164255286215
Social Networking85209204270 213
Complex graphics00 0 0 0
Data67509 248 97 113
DOM Operations48389158 275255
Text parsing82463187189392
Total 75315 207207 207

Spek Komputer Uji: Windows Vista, Intel Core 2 Duo
Jenis Tes \ Peramban IE 8SAFARI 4FIREFOX 3.5.3OPERA 10 CHROME 3
Rendering97212721430 17891802
Social Networking5761853149719231885
Complex graphics02276213414543250
Data449324119725931780
DOM Operations2932970120317262480
Text parsing5792502101710453069
Total 5332237 13881296 2145

Tabel Skor Acid3

Peramban IE 8 SAFARI 4FIREFOX 3.5.3OPERA 10CHROME 3
Skor 20/100 100/100 93/100 100/100 100/100

Tabel Skor SunSpider JavaScript

PerambanIE 8 SAFARI 4 FIREFOX 3.5.3 OPERA 10 CHROME 3
Skor8598,9ms +/- 4,5%1029.0ms +/- 7.2%2175ms +/- 8,8%5068,9ms +/- 6%1096,6ms +/- 6,9%

Kesimpulan
Pada lingkungan uji komputer XP berprosesor Pentium III, hasil benchmarking Peacekeeper jelas menunjukkan keunggulan Safari 4 di hampir seluruh kriteria penilaian. Peramban bikinan Apple ini memang kalah dibanding Opera 10 pada kriteria Rendering dan Social Networking walau selisihnya tak jauh. Namun di tiga kriteria lainnya, Safari menang telak dengan beda skor hampir mencapai 100. Tak heran dalam penilaian total, Safari 4 jauh melewati Firefox 3.5, Opera 10, dan Chrome 3 yang uniknya memiliki nilai serupa, apalagi jika dibandingkan IE 8 di posisi terbawah. Sementara saat diuji pada komputer Vista berprosesor Core 2 Duo, total skor Safari 4 masih di atas keempat pesaing tapi hanya berbeda tipis dengan Chrome 3. Juru kunci tetap dipegang oleh IE 8 yang ketinggalan empat kali lipat dibanding Safari 4.
Untuk tes Acid3, ada tiga peramban yang lulus dengan nilai sempurna (100/100) yaitu Chrome 3, Safari 4, dan Opera 10. Firefox 3.5.3 berstatus hampir lulus dengan nilai 93/100 sementara lagi-lagi IE 8 mencetak rapor merah dengan nilai 20/100 saja. Uji benchmarking JavaScript terakhir ialah SunSpider yang dikembangkan WebKit. Untuk tes tersebut, Safari 4 tetap unggul tipis di atas Chrome 3.
Kalau bicara desain dan kemudahan penggunaan, rasanya lebih kepada subjektivitas setiap orang. Safari 4 punya gaya yang semakin mirip Mac OS X. Chrome 3 memiliki ruang tampilan yang lega ditambah tema-tema keren, sedangkan Firefox mendukung personalisasi tema dan berbagai add-ons. Opera tampil kian elegan dengan balutan warna perak dan IE kini tak lagi kaku seperti dulu.
Secara keseluruhan, peramban favorit kami jatuh kepada Google Chrome 3. Safari 4 memang unggul dari sisi teknis berdasarkan hasil tes, tapi konsumsi memorinya yang rakus harus diperhatikan. Lagipula hasil uji Chrome pun tak beda terlalu jauh dengan Safari. Namun Firefox dengan kekayaan add-ons dan Opera dengan modus Turbo-nya juga tetap patut diperhitungkan. IE sepertinya harus bersiap-siap untuk terus mengalami penurunan pangsa pasar dalam periode waktu ke depan.

Mengapa "Peramban"?
Selama ini, orang kerap mengira bahwa padanan kata “browser” dalam bahasa Indonesia adalah “perambah”. Jika Anda termasuk yang seperti itu, cobalah buka Kamus Besar Bahasa Indonesia yang kini sudah tersedia dalam versi daring (online) dan cari entri kata “rambah”. Akan tampak definisi: babat; tebang; pangkas (terhadap tumbuh-tumbuhan). Padahal, tentu saja kita menggunakan browser bukan untuk membabat informasi, kan?
Ternyata, padanan kata yang sebenarnya bagi “browser” ialah “peramban”. Kurang familiar? “Ramban” dalam KBBI memiliki arti: mencari daun-daunan yang muda untuk makanan ternak atau sayuran. Dihubungkan dengan fungsi browser sebagai alat pencari informasi di internet, kata tersebut dirasa lebih pas oleh para ahli bahasa. Oleh karena itu, IE, Opera, Safari, Chrome, Firefox, dan peranti-peranti serupa disebut sebagai peramban web.

*Dikutip dari majalah Info Komputer.











0 komentar:

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Google Translate

Text Widget

free counters

Basshunter - All I Ever Wanted

About Me

Foto Saya
Dwi Iswantoro
Lihat profil lengkapku